Kamis, 11 Juni 2015

Kemajuan Teknologi Militer Indonesia

Melihat Perkembangan Teknologi Roket Indonesia

Roket RX 2020, Rhan 122b, dan Rhan 122
Brazil luncurkan roket Astros yang dibuat perusahaan Avibras khusus untuk Indonesia. Pelucuran Roket Astros (live  firing  test) disaksikan Wakil Menteri Pertahanan RI didampingi  oleh  Dubes  RI Brasilia dan  Dirut  Bank  Mandiri  beserta   rombongan  dari  Jakarta di  6th  Group Multiple  Rocket Launcher and  Field  Instruction yang  berlokasi di  Formosa,  sekitar  80  km  dari Brasilia.


Bagaimana nasib teknologi roket Indonesia? Indonesia juga harus mampu untuk menguasai teknologi roket karena memiliki banyak manfaat seperti untuk meluncurkan satelit komunikasi sipil maupun untuk kepentingan pertahanan negara.
Indonesia belum mampu untuk meluncurkan satelit secara mandiri dan harus menumpang kepada negara lain. Namun Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pernah melaksanakan uji terbang roket hasil sinergitas Tim Konsorsium Roket Pertahanan dan pesawat Electric Ducted Fan (EDF) serta Turbo Jet di Garut, Jawa Barat.
1401859906776881281

indomiliter.com
Roket yang telah diuji coba tersebut merupakan kontribusi berbagai instansi mulai dari Lapan, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perindustrian, Kepolisian Republik Indonesia, BPPT, LIPI, Batan, TNI AD, TNI AL, TNI AU, UI, UGM, ITB, ITS, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PT Krakatau Steel, PT Dahana, dan PT PAL. Maksud pelaksanaan uji roket tersebut, ia mengatakan bertujuan untuk meningkatkan penelitian, pengembangan, dan perekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam uji terbang ini, diluncurkan tiga jenis roket yaitu tiga buah RX 2020, tiga buah Rhan 122b, dan dua buah Rhan 122.
Roket RX 2020 dan Rhan 122b yang membawa muatan radar dan GPS berhasil meluncur dengan jarak jangkau lebih dari 30 kilometer (km). Sementara itu, Rhan 122 diluncurkan untuk menguji launcher (alat peluncur).
Sementara itu Roket balistik pertama buatan Indoesia akan diproduksi mulai 2015 untuk memenuhi permintaan TNI. "Roket yang dinamakan R-han (Rudal Pertahanan) 122 ini dikembangkan Pindad bersama dengan PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana (Persero), Kemenristek, BPPT, Puspitek Serpong, dan para akademisi," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pindad Wahyu Utomo.
Lapan memiliki cita-cita untuk dapat meluncurkan roket pengorbit satelit dan membantu pemenuhan kebutuhan persenjataan TNI. Indonesia memang mampu bangkit sendiri. Tidak semua negara maju bersedia untuk diajak bekerjasama. Negara maju tidak akan serta merta mau menyerahkan ilmu roketnya ke Indonesia begitu saja. Indonesia harus mampu bangkit sendiri dalam bidang tersebut dengan ahli-ahli dari negeri ini. Hal itu harus dapat dilakukan Indonesia, karena tidak semua negara maju bersedia untuk diajak bekerja sama dalam bidang ini. Meskipun berat, penguasaan sangat penting bagi Indonesia seiring perkembangan teknologi.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar